Friday, 31 July 2015
Sudah bukan rahasia lagi kalau YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing) kini memroduksi produk global, YZF R25 dan YZF R3. Salah satu yang palin baru tentunya YZF R3. Tapi sebagian kita mungkin masih bertanya apa iya sih Indonesia bisa mengekspor sepeda motor melalui YIMM ? Apalagi sampai ke Amerika sana ? Apalagi dikelas 'premium' ?.
Kebetulan waktu saya iseng-iseng baca e-book majalah lumayan kesohor dari negeri paman Sam, MCN dari motorcyclenews.com edisi april kemarin, ada artikel khusus yang membahas YZF R3. Kebetulan juga dalam artikel tersebut nama Indonesia disebut-sebut, di point pertama pula.
Sekedar artikel ringan saja. Last, cmiiw...
Wednesday, 29 July 2015
Apa Iya Motuba (mobil tua bangka) Eropa itu rewelan ? Fakta atau Sekedar Opini ?
Kata beberapa mekanik sih, hal itu disebabkan karena mobil eropa itu rewel (perawatan susah) plus spare part yang mahal. Alhasil konsumen enggan untuk mengoleksinya, ujung-ujungnya harga jadi anjlok. Beda dengan mobil Jepang yang cenderung lebih gampang perawatannya selain itu juga spare part lebih mudah didapatkan dan dengan harga yang murah,... katanya.
Last, sekedar opini saya saja. cmiiw...
yang mau berbagi opini, monggo, saya persilahkan.
Apa Iya Motuba (mobil tua bangka) Eropa itu rewelan ? Fakta atau Sekedar Opini ?
Buat orang awam didunia per-motuba-an (mobil tua bangka/mobkas/mebil bekas) seperti saya ini, lumayan mengejutkan melihat bandrol mobil sedan keluaran pabrikan Perancis-Peugeot, seri 405, 2000cc, rilis 1993, plus modif sederhana ala body kit lemans, cuma dihargai 14jt. Enggak lebih mahal dari motor matic jepang. Padahal secara fisik masih nampak bagus, plus tampilan sporty dan kondisi mesin yang relatif masih lumayan, harga segitu membuat saya hanya bisa geleng-geleng kepala setengah enggak percaya.
Kata beberapa mekanik sih, hal itu disebabkan karena mobil eropa itu rewel (perawatan susah) plus spare part yang mahal. Alhasil konsumen enggan untuk mengoleksinya, ujung-ujungnya harga jadi anjlok. Beda dengan mobil Jepang yang cenderung lebih gampang perawatannya selain itu juga spare part lebih mudah didapatkan dan dengan harga yang murah,... katanya.
Padahal sudah mahfum adanya bahwa mobil eropa itu lebih nyaman dibandingkan mobil jepang. Mentul-mentul lah pokoknya. Coba deh rasain mobil-mobil kayak mercy, bmw, volvo... pasti beda rasanya dengan mobil jepang. Pun dari sisi ergonomis, dengan tipe dan spek yang sama, biasanya mobil eropa juga lebih unggul. Performa ? mobil eropa lebih mantap dikendarai, istilah jawanya lebih antep enggak ampang, imho.
Lha iya, overall mobil eropa itu maknyus, terus isu negatif soal mobil eropa tersebut apa emang bener adanya ? atau sekedar kesimpulan berdasarkan pada opini-opini saja ? mosok sih rewelan jika secara kualitas saja mobil eropa lebih bagus ketimbang mobil jepang ? mosok sih susah perawatannya ? Susah dirawat karena ketika bermasalah susah cari spare part-nya ? Susah cari spare-part karena toko spare part jarang ready stok ? toko spare part gak mau nyetok karena permintaan pasar sedikit ? dan permintaan pasar yang sedikit membuat workshop-workshop enggan membuat spare part versi KW (gak seperti mobil jepang, spare part KW-nya banyak). Makanya spare part mahal karena harus aseli (gak ada yang jual versi KW), disamping itu barang juga gak ready stok jadi harus pesen dulu. Ah, lingkaran setan yang membunuh motuba eropa secara pelan-pelan. Lingkaran setan yang membuat citra motuba eropa sangat buruk.
Last, sekedar opini saya saja. cmiiw...
yang mau berbagi opini, monggo, saya persilahkan.
Tuesday, 28 July 2015
Terindikasi Mengidap Hydrochepalus, Honda Sonic Bakalan Susah Laku ?
Jika memang benar mengidap hydrochepalus maka opini yang membuncah akan harapan munculnya ayago berlabel sayap kepak dengan tampilan ganteng maksimal pupus sudah. Enggak jadi joss... dan bisa jadi kisah pilu pengidap hydrochepalus pendahulu bakalan terulang pada ayago baru ini. Enggak bakal laku...
Terindikasi Mengidap Hydrochepalus, Honda Sonic Bakalan Susah Laku ?
Last, cmiiw...
Solusi Mengatasi Gadget tidak Bisa di-charge aka. Baterai tidak Ngisi
Bukan rahasia kalau gadget sekarang, apakah itu tablet maupun smartphone, pasti boros akan daya. Boros baterai, hingga kebutuhan akan powerbank pun kian hari semakin meningkat saja. Hal ini tentu tak lepas karena aktifitas dengan menggunakan gadget sendiri sangat tinggi. Bahkan boleh dibilang gak ada mode sleep pada gadget jaman sekarang, always standby.
Masalahnya muncul manakala gadget tiba-tiba tidak bisa di-charge, logo baterai hidup-nyala tapi daya pada gadget tidak bertambah sekalipun sudah di-charge dalam kurun waktu yang lama. Kalo sudah begini, segala macam powerbank pun tiada guna, stuck, gak cukup ngangkat untuk menghidupkan gadget.
[caption id="attachment_1076" align="aligncenter" width="418"] Ampere kecil (gadoga.com)[/caption]
So, what's the problem ? besar arus (I) dengan satuan ampere (A) pada cherger yang terlalu kecil bisa jadi menjadi salah satu sebab gadget tidak bisa di-charge. Dimana arus (I) ampere tidak cukup besar/kuat untuk menjejalkan tegangan kedalam baterai. Seperti kita ketahui bahwa kebanyakan charger bawaan pabrik memiliki arus (I) ampere (A) yang sangat kecil, yaitu berkisar diangka 300mA (0.3Ampere) sampai 750mA (0.75Ampere). Jarang sekali kita menemukan charger bawaan dengan kapasitas arus (I) ampere (A) diatas 1.0Ampere. Padahal disisi lain spesifikasi gadget makin hari semakin tinggi, yang tentunya membutuhkan dukungan daya yang tinggi pula. Baterai sering habis, sering nge-charge. Jika charger trouble, jelas itu masalah.
[caption id="attachment_1077" align="aligncenter" width="460"] Ampere lebih besar (xrismantoz.wordpress.com)[/caption]
Solusinya sebenarnya gampang saja. Kita cukup mencari charger dengan besar arus (I) ampere (A) tinggi, 1.5A sampai 3.0A cukuplah. Biasanya besaran segitu bisa kita dapati pada charger versi lama. Coba cari saja, kali aja ada charger second tak terpakai yang masih bagus. Kalau tidak ada, kita bisa membelinya ditoko-toko elektronik terdekat. Jika masih juga tidak ditemukan, DIY-nan !!!... Do It Yourself, gawe dewe, bikin sendiri. Silahkan mencobanya, semoga berhasil.
Last, cmiiw...
#artikel terkait di sukanyamotor.com
Solusi Mengatasi Gadget tidak Bisa di-charge aka. Baterai tidak Ngisi
Bukan rahasia kalau gadget sekarang, apakah itu tablet maupun smartphone, pasti boros akan daya. Boros baterai, hingga kebutuhan akan powerbank pun kian hari semakin meningkat saja. Hal ini tentu tak lepas karena aktifitas dengan menggunakan gadget sendiri sangat tinggi. Bahkan boleh dibilang gak ada mode sleep pada gadget jaman sekarang, always standby.
Masalahnya muncul manakala gadget tiba-tiba tidak bisa di-charge, logo baterai hidup-nyala tapi daya pada gadget tidak bertambah sekalipun sudah di-charge dalam kurun waktu yang lama. Kalo sudah begini, segala macam powerbank pun tiada guna, stuck, gak cukup ngangkat untuk menghidupkan gadget.
So, what's the problem ? besar arus (I) dengan satuan ampere (A) pada cherger yang terlalu kecil bisa jadi menjadi salah satu sebab gadget tidak bisa di-charge. Dimana arus (I) ampere tidak cukup besar/kuat untuk menjejalkan tegangan kedalam baterai. Seperti kita ketahui bahwa kebanyakan charger bawaan pabrik memiliki arus (I) ampere (A) yang sangat kecil, yaitu berkisar diangka 300mA (0.3Ampere) sampai 750mA (0.75Ampere). Jarang sekali kita menemukan charger bawaan dengan kapasitas arus (I) ampere (A) diatas 1.0Ampere. Padahal disisi lain spesifikasi gadget makin hari semakin tinggi, yang tentunya membutuhkan dukungan daya yang tinggi pula. Baterai sering habis, sering nge-charge. Jika charger trouble, jelas itu masalah.
Solusinya sebenarnya gampang saja. Kita cukup mencari charger dengan besar arus (I) ampere (A) tinggi, 1.5A sampai 3.0A cukuplah. Biasanya besaran segitu bisa kita dapati pada charger versi lama. Coba cari saja, kali aja ada charger second tak terpakai yang masih bagus. Kalau tidak ada, kita bisa membelinya ditoko-toko elektronik terdekat. Jika masih juga tidak ditemukan, DIY-nan !!!... Do It Yourself, gawe dewe, bikin sendiri. Silahkan mencobanya, semoga berhasil.
Last, cmiiw...
#artikel terkait di sukanyamotor.com
Charging gadget (newtrent.com)
Tips singkat aja. Jika suatu ketika gadget brader semua tiba-tiba mogok di-charge, alias daya baterai gak nambah sekalipun waktu nge-charge sudah berjam-jam atau dengan kata lain tidak bisa ngisi ke baterainya, maka cobalah untuk mengganti charger dengan arus/ampere (A) yang lebih tinggi.
Ampere kecil (gadoga.com)
Kebanyakan charger yang beredar dipasar atau standard bawaan pabrik biasanya besar arus/ampere (A) hanya sekitar 500mA atau 0.5Ampere saja, terlalu kecil. Ketika gadget (tablet/smartphone) masih seger alias masih relatif baru mungkin lancar-lancar saja nge-charge-nya, masalah baru muncul ketika gadget mulai berumur. Pada kondisi tersebut butuh dorongan arus/ampere (A) lebih untuk memasukkan tegangan ke dalam baterai agar bisa ngisi.
Ampere lebih besar (xrismantoz.wordpress.com)
Charger dengan arus/ampere (A) yang lebih besar, 1Ampere, 1.5Ampere... dapat kita jumpai pada charger2 lawas. Tapi klo memang brader semua sudah gak nyimpen charger-charger bekas itu, coba deh cari di toko-toko elektronik. Kalau belum juga nemu, DIY-an saja (DIY=Do It Yourself) atau nggawe dewe. Semoga berhasil.
Last, cmiiw...